Rabu, 19 November 2014

Harga Karet Anjlok, Mahasiswa Minta Gubernur Sumbar Turun Tangan

Pasaman - Anjloknya harga karet di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) mendapat tanggapan serius dari mahasiswa di kota Padang. Pemerintah Provinsi Sumbar harus turun tangan manangani persoalan serius ini.

"Pemerintah Sumbar harus turun tangan, dampak dari turunnya harga karet bisa menambah jumlah penduduk miskin. Dan paling fatal, kurangnya animo orang tua untuk menguliahkan anaknya ke perguruan tinggi," kata Nofria Atma Rizki, mahasisswa UNP yang juga Dewan Pembina Ikatan Mahasiswa dan Alumni Mapat Tunggul Pasaman ketika ditanya covesia.com, Senin (17/11/2014).

Hingga saat ini harga karet sudah turun mencapai Rp5 ribu sampai Rp6 ribu perkilogram. Sebelumnya berkisar sekitar Rp15 Ribu perkilogram. Pasaman merupakan areal ketiga terluas di Sumbar dengan luas mencapai 16 persen dari total luas perkebunan karet rakyat. Dengan produksi sebesar 20,2 persen dari total produksi karet rakyat. Dengan peningkatan produksi yang terus meningkat dari tahun ketahun, hingga tahun 2013 mencapai 26.949,80 ton.

Menurut Rizki, pemerintah Sumbar khususnya Pemkab Pasaman harus jeli dalam melihat potensi karet di Pasaman. Jika harga karet turun, pemerintah juga harus turun. Sehingganya apapun peluang dan persoalan yang di hadapi oleh petani karet dibawah dapat diketahui dan dicarikan solusinya. "Misalnya mendirikan pabrik karet, ataupun dengan mendirikan koperasi bekerjasama dengan perusahaan. Sehingga regulasi harga karet dapat terkendalikan," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah daerah juga harus jeli melihat persoalan-persoalan lain yang dihadapi oleh petani karet. Seperti musim kemarau panjang yang menyebabkan produksi karet menurun. "Curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan, sehingga petani tidak bisa lagi melakukan aktifitas menggores karet. Makanya perlu diadakan penyuluhan-penyuluhan pertanian tentang budidaya tanaman muda lainnya," kata Rizki.

Penyuluhan budi daya karet dan pembianaan kelompak tani secara berkelanjutan. Pemberian bibit unggul dan pupuk subsidi. Sehingga produksi karet terus meningkat, stabilitas harga dapat terjaga dan petani sejahtera. Yang pada akhirnya itu juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). (man/cal)

0 Comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Elf Coupons