Sumber: Padang Ekspres, 15 Oktober 2014
Nofria: Mestinya DPRD Pasaman Turun ke Dapil
Pasaman, Padek – Kunjungan kerja
DPRD Pasaman ke Denpasar,Bali, ternyata
menghabiskan anggaran daerah mencapai ratusan juta rupiah. Dana dari APBD
Pasaman 2014 itu diantaranya digunakan untuk uang saku, uang refresentatif dan
uang penginapan.
Dari data yang diperoleh Padang Ekspres di DPRD Pasaman, setiap
orang anggota DPRD yang kunker ke luar daerah di beri uang saku Rp 550 ribu
perhari dan uang refresentasi Rp 130 ribu sehari. Artinya uang yang diperoleh
per orang Rp 680 ribu sehari.
Semenmtara kunker ke Bali itu
selama 5 hari. “Semua itu sudah ada ketentuannya dan sudah di atur didalam
Perbup. Sumber dananya dari APBD,” kata ketua DPRD Pasaman kepada Padang Ekspres usai menghadiri pembukaan
MTQ Pasaman kemaren (13/10).
Yasri menambahkan, dana tersebut
tidak termasuk biaya penginapan, uang makan dan biaya transportasi. “Kalau
penginapan, transportasi dan makan itu adalah pengeluaran. Jumlahnya saya tidak
tahu. Yang jelas semuanya sudah ada ketentuannya dan di atur dalam Perbup,”
sebutnya seraya mengatakan dirinya tidak ikut kunker karena menghadiri MTQ
Tingkat Kabupaten Pasaman di Rao.
Data yang diperoleh Padang Ekspres dari sekretariat DPRD,
jumlah anggota DPRD Pasaman sebanyak 35 orang. Sedangkan yang tidak ikut kunker
2 orang, yakni ketu DPRD Yarsi dan Adri Umar dari partai Demokrat.
“Hanya dua orang yang tidak ikut
kunker, ketua ada kegiatan Pembukaan MTQ, sedangkan Adri Umar sedang sakit,”
sebut Kabag Risalah DPRD Pasaman Mukhrizal saat di hubungi Padang Ekspres, kemarin.
Sebelumnya, Senin (12/10) rombongan
DPRD Pasaman beramai-ramai kunker ke Denpasar,Bali.
Pengamat kebijakan public Universitas
Andalas Asrinaldi menilai kunker beramai-ramai tersebut adalah pemborosan
anggaran. Sebaiknya utusan perkomisi saja yang berangkat sehingga terjadi
penghematan anggaran daerah.
Sementara itu Dewan Pembina Ikatan
Mahasiswa dan Alumni Mapat Tunggul Nofria Atma Rizki mengatakan, anggota DPRD
Pasaman yang dilantik 12 Agustus lalu ini dinilai hanya berwisata dan
menghambur-hamburkan uang rakyat. “Spertinya ini sudah menjadi agenda ruti bagi
wakil rakyat kita,” sindirnya.
Aktivis Ikatan Mahasiswa Pasaman
Kota Padang ini menyebutkan, seharusnya para wakil rakyat lebih memprioritaskan
persoalan-persoalan yang urgen dan dekat dengan keseharian mereka terlebih
dahulu. Contohnya, kata dia, adalah membantu mencari solusi masyarakat yang
kini mengeluhkan harga karet dan komoditi pertanian lainnya yang anjllok, pupuk
langka dan mahal. “Miris jadinya kalau kondisi seperti ini anggota DPRD Pasaman
asik ke Bali. Seharusnya wakil rakyat
peka dengan persoalan yang dirasakan rakyat. Apalagi mereka baru saja dilantik,”
tegasnya.
Jika pun kunker tersebut untuk
memajukan pertanian, kata dia, dewan mestinya memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi saat ini yang sudah maju, seperti lewat internet atau teleconference. Selain itu, bias mendatangkan
pematerinya dari Bali ke Pasaman atau bekerja sama dengan perguruan tinggi di
Sumbar, tanpa harus beramai-rama terbang ke Bali,” terangnya.
Dengan perubahan paradigma saat ini
saat ini, katanya, wakil rakyat memperbanyak kunker kedaerah-daerah
pemilihannya (dapil). Melihat realitas ditengah-tengah masyarakatnya. Apalagi saat
ini beberapa kecamatan di kabupaten, seperti Mapat Tunggul, Mapat Tunggul
Selatan, Rao Utara, Duokoto, dan Tigo Nagari masih tergolor terisolir. “Mestinya
itu dulu kerja mereka. Malu kita sama masyarakat, setelah terpilh, wakilnya
justru terbang ke Bali,” tukas masiswa UNP ini. (wni)
0 Comments:
Posting Komentar